Dewa
Ruci
Semua bermula
ketika Bima disuruh oleh Guru Durna untuk menemukan Air Suci Prawitasari,agar
hidupnya benar - benar tentram bahagia. Prawita dari pawita artinya
bersih, suci; sari adalah inti. Jadi, Air Suci Prawitasari adalah
inti dari Ngelmu Suci. Guru Durna menilai bahwa sudah saatnya Bima
mendapatkan tataran ngelmu yang lebih tinggi. Menurut pengamatannya , Bima
sampai saat ini telah berhasil menyelesaikan banyak tugas dalam bidang
keduniawian, dia mampu karena pandai dan prigel dan dia punya budi luhur dan
sikap mental yang baik. Bima lalu ke
Ngamarta, memberitahu dan pamitan kepada saudara-saudaranya. Yudisthira diminta
oleh ketiga adiknya supaya menghalangi keinginan Bima. Bima tidak dapat
dihalangi, lalu pergi berpamitan dan minta petunjuk kepada pendeta Durna. Bima
menghadap pendeta Durna. Pendeta Durna memberitahu, bahwa air suci berada di
hutan Tikbrasara. Bima lalu berpamitan kepada raja Doryudana dan pendeta Durna.
Bima
meninggalkan kerajaan Ngastina, masuk ke hutan. Setelah melewati hutan dengan
segala gangguannya, perjalanan Bima tiba di gunung Candramuka. Bima mencari air
suci di dalam gua dan membongkari batu-batu. Tiba-tiba bertemu dengan dua
raksasa bernama Rukmuka dan Rukmakala. Bima diserang. Kedua raksasa mati dan
musnah oleh Bima. Mereka berdua menjelma menjadi dewa Indra dan dewa Bayu.
Kemudian terdengar suara, memberi tahu agar Bima kembali ke Ngastina. Di tempat
itu tidak ada air suci. Bima segera kembali ke Ngastina.
Bima tiba di
Ngastina menemui pendeta Durna yang sedang dihadap oleh para Korawa. Mereka
terkejut melihat kedatangan Bima. Semua yang hadir menyambut kedatangan Bima
dengan ramah. Pendeta Durna menanyakan hasil kepergian Bima. Bima menjawab
bahwa ia tidak menemukan air suci di gunung Candramuka. Ia hanya menemukan dua
raksasa dan sekarang telah mati dibunuhnya. Pendeta Durna berkata, bahwa air
suci telah berada di pusat dasar laut. Bima percaya dan akan mencarinya. Dengan
basa-basi Duryodana memberi nasihat agar Bima berhati-hati. Bima berpamitan
kepada pendeta Durna dan Doryudana. Bima menemui saudara-saudaranya di kerajaan
Ngamarta, ia minta pamit pergi mencari air suci.
Yudisthira dan
adik-adiknya sangat sedih, lalu memberitahu kepada Prabu Kresna raja Dwarawati.
Kresna datang di Ngamarta, memberi nasihat agar para Pandhawa tidak bersedih
hati. Dewa akan melindungi Bima. Bima minta diri kepada Kresna dan keluarga
Pandhawa. Banyak nasihat Kresna kepada Bima, tetapi Bima teguh pada
keinginannya. Para Pandhawa mencoba menghalang-halanginya, tetapi tidak
berhasil menahannya.
Kemudian
Bima mencari Air Suci Prawitasari didalam samudra.
Samudra mengingatkan kepada kata “samudra
pangaksama” artinya punyailah hati yang
lapang, jadilah orang yang pemaaf. Bima
meneruskan perjalanan dan tanpa ragu masuk ke samudra. Belum lama berada diair,
Bima sudah mau diterkam seekor Ular Laut Raksasa. Bima bukan orang penakut,
ular laut itu dihadapinya dan akhirnya Bima mampu mengalahkan ular itu.
Sesudah Bima berhasil menyingkirkan
semua hambatan, mendadak tanpa persiapan apapun , dia ketemu dengan Dewa mungil
yang bercahaya terang tetapi tidak menyilaukan ,rupanya mirip benar dengan
dirinya, namanya Dewa Suksma Ruci.Bima diperintahkan masuk kedalam raga Dewa
Suksma Ruci melalui telinga kiri dewa tersebut.
Meskipun ragu, bagaimana mungkin dia yang bertubuh besar bisa
masuk ketelinga dewa kecil tersebut. Bima patuh dan melakukan seperti
yang diperintahkan. Dan apa yang terjadi? Bima sudah berada didalam dan disitu
Bima bisa melihat seluruh jagat dan juga dewa mungil tersebut.
Pelajaran spiritual dari
bertemunya Bima dengan Dewa Suksma Ruci adalah : Bima bersamadi dengan benar
dan kesampaian samadinya. Kedatangan Dewa Suksma Ruci adalah pertanda suci,
diterimanya samadi Bima, bersatunya Kawulo Gusti.
Didalam pandangan dalamnya , Bima bisa melihat segalanya, segalanya telah terbuka untuknya ( Tinarbuko). Bima telah menerima pelajaran terpenting dalam hidupnya. Dia telah menemukan sejati pribadinya yang berada didalam dirinya.” Aku Bima”, telah bertemu dengan “Bima Sejati” yang berupa cahaya.
Didalam pandangan dalamnya , Bima bisa melihat segalanya, segalanya telah terbuka untuknya ( Tinarbuko). Bima telah menerima pelajaran terpenting dalam hidupnya. Dia telah menemukan sejati pribadinya yang berada didalam dirinya.” Aku Bima”, telah bertemu dengan “Bima Sejati” yang berupa cahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar